Senin, 13 Maret 2017

Profil Alumni Kimia Universitas Diponegoro

BY Alumni Kimia Undip No comments


Hasil Interview dengan Mario Leonardus Silalahi S.Si., M.Sc.

Mario Leonardus Silalahi S.Si., M.Sc merupakan salah satu alumni kimia UNDIP tahun 2003 yang saat ini sedang melakukan studi doktor di National Chiao Tung University TIGP-SCST Academia Sinica, Taiwan. Penelitian yang dilakukan mas Mario saat ini di Taiwan mengenai sintesis turunan porfirin untuk aplikasi solar cell sebagai transferring material. Solar cell yang sekarang sedang dikembangkan saat ini adalah bagaimana elektron bisa mobile dengan baik sehingga pada saat proses akan berpengaruh pada efektifitas dari solar cell tersebut. Porfirin merupakan suatu bahan dari alam yang mengandung empat cincin pirol sehingga diharapkan dapat memberikan efektifitas yang baik pada sollar cell. Saat ini di Taiwan, mas Mario baru memulai melakukan riset mengenai solar cell tersebut. Sedangkan ketika S2 di ITB, riset yang dilakukan oleh mas Mario adalah sintesis polimer untuk meningkatkan produksi minyak dari pengeboran minyak.
Mas Mario menuturkan bahwa antara Indonesia dan Taiwan untuk mengenai kurikulum, Indonesia tidak kalah dan bahkan setara atau melebihi Taiwan. Namun, yang seringkali menjadi masalah adalah mengenai kepercayaan diri dari mahasiswa Indonesia. Sebenarnya, potensi yang ada pada mahasiswa Indonesia sangat bagus namun perlu diimbangi dengan kepercayaan diri untuk menunjukkan bahwa karya mahasiswa Indonesia patut sejajar dengan negara lain. Kepercayaan diri bukan berarti overconfidence namun mampu menunjukkan kita memiliki bekal dan mampu untuk bersaing. Untuk mendapatkan beasiswa di luar negeri, yang paling utama adalah perkuat jaringan dengan alumni karena hal ini sangat membantu. Mahasiswa harus memiliki inisiatif untuk bertanya dengan alumni, karena alumni akan membantu dengan pengalaman yang dimilikinya, jangan malu untuk bertanya.
Untuk apply beasiswa di Taiwan, cukup dengan memenuhi berkas-berkas yang dibutuhkan karena Taiwan sangat excited sekali dengan mahasiswa internasional. Ketika proses belajar mengajarnya pun menggunakan bahasa Inggris sehingga tidak perlu dicemaskan apabila tidak menguasai bahasa Taiwan. Mas Mario menambahkan, ketika sedang studi S2 atau S3 mahasiswa asing di Taiwan dapat bekerja sebagai asisten peneliti yang memiliki gaji cukup menjanjikan. Untuk biaya hidup di Taiwan, hampir sama dengan di Indonesia sehingga tidak perlu cemas untuk masalah biaya, uang yang didapatkan dari beasiswa masih dapat digunakan untuk ditabung. Mas Mario berpesan pada mahasiswa untuk terus belajar dan meningkatkan kepercayaan diri dan skill lainnya. Mas Mario berharap, akan semakin banyak mahasiwa yang melanjutkan studinya di luar negeri, terutama di Taiwan karena Taiwan memiliki fasilitas yang tidak kalah baik dengan negara-negara di Eropa. Rencananya, selepas lulus dari studi doktor, mas Mario ingin menjadi peneliti di luar negeri.

0 komentar:

Posting Komentar