Senin, 13 Maret 2017

Profil Alumni Kimia Universitas Diponegoro

BY Alumni Kimia Undip No comments


Hasil Interview dengan Ahmad Fathoni S.Si., M.Sc.

Ahmad Fathoni S.Si., M.Sc. adalah salah satu alumni kimia tahun 2000 yang saat ini sedang menempuh pendidikan doktor di University of Bath, Inggris. Mas Fathoni, sapaan akrabnya saat diwawancarai mengenai kiat-kiat apa saja yang harus dilakukan untuk mendapatkan beasiswa di luar negeri menuturkan bahwa pertama, mahasiswa harus proaktif untuk  mencari sumber-sumber yang bersangkutan dengan universitas dan negara mana yg akan dituju. Di zaman sekarang semua informasi pasti mudah didapatkan, hanya bagaimana inisiatif dari mahasiswa yang harus proaktif untuk mencari informasi tersebut. Kedua, komunikasi dengan alumni. Banyak alumni kimia berada di luar negeri dimana mahasiswa bisa berkomunikasi dengan alumni untuk mendapatkan informasi beasiswa disana. Hal ini sangat penting karena mas fathoni mendapatkan rekomendasi dari rekannya yang berasal dari FPIK(Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan) bukan dari alumni kimia. Itu yang justru sangat disayangkan. Alumni menjadi hal yang terpenting karena mereka lebih berpengalaman, tutur mas Fathoni.
Mas Fathoni mengutarakan bahwa persyaratan untuk apply beasiswa tergantung dengan kebutuhan universitas yang dituju dan negara mana yg dituju. Setiap negara memiliki persyaratan yg berbeda. Seperti di UK mereka membutuhkan lulusan yg mendapatkan beasiswa dalam negeri dahulu. Syarat lain seperti papper dan publikasi ilmiah, tergantung juga dari universitas yang akan dituju. Iklim belajar di University of Bath sendiri sangat baik, mahasiswanya sangat antusias dan memiliki kemauan untuk belajar yang tinggi. Hal inilah yang patut di contoh oleh mahasiswa Indonesia. Sebelumnya,  mas Fathoni melanjutkan studi S2 di Korea dengan mengirimkan CV dan berkas-berkas langsung kepada salah satu profesor di Universitas yang ada di Korea dan langsung diterima berkat rekomendasi dari rekannya.
Sebelumnya, tak pernah dipikirkan oleh mas Fathoni untuk melanjutkan kuliahnya, karena ketika studi S1 sempat mengalami beberapa hambatan. Namun berkat kerja kerasnya yang ingin membuktikan kepada dunia bahwa dirinya mampu membuahkan hasil yang memuaskan dengan IPK 4,45 saat lulus dari S2 di Korea. Saat ini riset yang dilakukan oleh mas Fathoni mengenai Cassava (singkong) yang banyak tumbuh di Indonesia dengan konsentrasi biogenetika. Meskipun sebelumnya mas Fathoni belum menguasai ilmu mengenai genetika, namun ketika ada niat dan usaha yang maksimal akan membuahkan hasil yang baik pula. Setelah menyelesaikan studi doktornya, mas Fathoni berencana akan melanjutkan tugasnya kembali untuk menjadi peneliti di LIPI. Sebagai mahasiswa kita dapat meneladani bahwa ketika ada kesulitan, jangan menyerah tetap berusaha semaksimal mungkin, karena dengan usaha yang maksimal maka akan membuahkan hasil  yang maksimal pula, tunjukkan pada dunia bahwa kita mampu.

0 komentar:

Posting Komentar