‘Berbisnis haruslah dijalankan
layaknya hobi. Dengan begitu, peluang bisnis selalu dapat ditemukan di mana pun.’
Bermula dari skripsinya “ Analisa Mineral Bahan Baku Keramik”,
mengantarkannya ke seni kerajinan keramik. Roy Wibisono, merupakan pria asal
Boyolali, Jawa Tengah, ini sukses mengembangkan bisnis keramik porselin.
Lelaki
kelahiran Boja, Kendal, 8 Mei 1972 itu adalah alumni S1 Kimia FSM Universitas
Diponegoro. Ia tercatat sebagai bagian dari angkatan 1992 dan lulus pada 1997. Kecintaannya
terhadap keramik berawal dari penelitian skripsinya yang meneliti mengenai
kandungan kimiawi bahan-bahan pembuat keramik. Dari ilmu itu, Roy mampu
mengembangkan dan mengetahui bahan mana yang bagus dan mana yang tak bagus
untuk keramik. Dan baginya, hal tersebut tak perlu dicari jauh-jauh. Apalagi
dia sangat yakin, Indonesia itu punya potensi bahan baku keramik yang besar.
“Kalau kreatif, kita bahkan bisa menjadikan sesuatu yang kayaknya tak berguna
jadi bermanfaat.’’
Ketika dia lulus dari Undip pada
1997, Roy diterima bekerja di PT Haeng Nam, sebuah pabrik keramik di Bogor .
Sebagai sarjana kimia, dia bekerja di laboratorium dengan tugas pokok meneliti
kandungan kimiawi bahan pembuat keramik. Dia juga sempat menjadi salah satu
peneliti Gapti (Gabungan Pengusaha Tambang Indonesia) yang aktif melakukan
penelitian pada material keramik di Clering Jepara. Setelah itu, dia menjadi
konsultan di beberapa pabrik keramik dan gerabah seperti di Kasongan.
Setelah
bekerja pada beberapa perusahaan, Roy memutuskan membuka usahanya sendiri.
Ketika hendak mulai membuka Sigar Bencah Keramik, banyak orang yang
terheran-heran. Pasalnya, saat itu banyak pabrik keramik yang tutup. Yang masih
beroperasi pun kebanyakan mengurangi karyawannya. Tapi lagi-lagi Roy
membuktikan, keterheranan orang-orang tak beralasan. Dengan bermodal Rp 50 juta
hasil tabungan selama bekerja, dia membuka workshop-nya di tepi Jalan Sigar
Bencah Tembalang, Semarang. Roy meyakini orang yang menikmati pekerjaannya
pasti mampu menciptakan strategi untuk mengembangkan bisnis serta mengatasi
persoalan yang muncul. Tahun 2008, Roy memulai produksi keramik dengan brand
Nuanza Porcelain Indonesia. Baru pada januari 2013 yang berkedudukan di Ampel
Boyolali, Jawa Tengah.
Dirut PT. Nuanza Porcelain
Indonesia ini mengatakan, Nuanza Porcelain yang baru berusia sembilan tahun memproduksi
karya dari porselen berkualitas terbaik dengan desain budaya Indonesia. Produk
figurine dipakai oleh Presiden RI sebagai suvenir kenegaraan yang telah
diberikan kepada kepala negara, di antaranya Barack Obama, Ratu Elizabeth, Raja
Jordania, Putin, dan lain-lain.Selain itu, produk lainnya seperti trophy juga
banyak digunakan untuk kejuaraan golf internasional seperti Indonesia Master,
dan sejumlah negara juga memakai trophy ini seperti Amerika, Australia, dan
Jepang. Bahkan sampai saat ini, Nuanza Porcelain telah mendapatkan berbagai
penghargaan baik dari dalam maupun luar Negeri. Keberhasilannya merupakan buah
kerja keras dalam waktu yang tidak sebentar. Ia rajin menganalisa berbagai
jenis bahan baku keramik, termasuk abu vulkanik Gunung Merapi.
‘Kita harus fokus dengan minat dan
bakat yang kita miliki untuk menjadi wirausaha sukses. Jangan pernah takut dan
selalu konsisten’, merupakan satu
dari kunci sukses seorang Roy Wibisono. (Polimer, YR)
Sumber : www.kombinasi.net
(Foto: Roy Wibisono, Kimia Undip 1992)